Meniti karir itu tidak mudah, apalagi diawali dari nol hingga
memiliki jabatan yang menggiurkan. Usia 19 tahun sepertinya masih menjadi usia
dini harus berkutat dengan kerasnya kehidupan. Bersenang-senang menikmati masa
muda sepertinya cocok dalam menggambarkan di masa usia itu. Tapi tidak dengan
ku! Banyak hal yang harus dilakukan demi bertahan agar tidak terseleksi alam
dengan banyaknya orang-orang hebat diluar sana.
Selama 6 tahun bekerja mulai dari Waiters, Sales Promotion
Girl, EO, dan VJ sudah menikmati jatuh bangun karir yang ku mulai. Jika ditanya
pernah galau tentang karir??? HAHAHA... Jawabnya adalah PERNAH! Bahkan kegalauan tentang
pekerjaan yang menderu pikiran, dan tenaga, terkadang pun bisa membuat stress
berkepanjangan.
Seperti orang lagi putus cinta, bisa dikatakan seperti itu.
Karena pekerjaanku adalah hobiku, sepatutnya bagian yang aku cintai dan banyak
yang aku korbankan deminya. Diantaranya waktu dan tenaga.
Dalam setahun bisa dihitung berapa kali aku galau tentang
pekerjaanku. Meski pekerjaanku membawa aku kedalam sebuah pengalaman yang
berharga dalam hidup. Tapi jujur juga membuat dilema yang merongrong pikiran.
terkadang tak membuahkan solusi yang berarti. Hasilnya pun NIHIL. Keluar dari
pekerjaan atau bertahan!!!!
Meski galau tentang pekerjaan yang memusingkan kepala dan
bercucuran airmata. Dibalik itu semua ada sesuatu yang jelas membuat suasana
hidupku berbeda.
Ya… sedikit membuat ku lega. Merasa nyaman saat didekapnya.
Pelukan hangat dan bisikan kata manis terdengar tanpa jarak ditelinga.
Sosok yang aku kagumi. GALAU HILANG???? Tentu TIDAK, tapi
bisa membuat ku sedikit tenang meski pikiran terus dikerumuni oleh berbagai
benang rumit yang belum dapat dipilah.
Ia adalah seseorang yang mungkin diciptakan olehNya untuk
menemaniku tidak hanya dikala senang, tertawa. Namun disaat aku sedih dan
merana dibalik waktu yang berkabut cahaya hitam, yang ternyata ia mampu membawa
ku kecahaya yang sedikit demi sedikit terlihat terang.
Dirinya bagaikan lilin, meski terkadang cahaya nya hampir
redup tersapu kencangnya angin. Diibaratkan terkadang dia tak sanggup
menghadapi kerasnya dan egoisnya aku.
Tapi yakinlah… ia bagian yang aku kagumi. Terimakasih atas
apa yang kau korbankan. Maafkan jika aku telah merenggut waktu mu!!!!
Tetaplah menjadi bagian lilin yang memiliki sumbu yang
panjanggggg dan tebal! Hahaha… agar terus tetap menyala meski angin tak tahu
kapan meniupkan amarah. Terimakasih cinta….!!!!!!
Tetaplah bersamaku jadi teman
hidupku. Berdua kita hadapi dunia Kau milikku ku milikmu kita satukan tuju. Bersama
arungi derasnya waktu. Bila di depan nanti banyak cobaan untuk kisah cinta
kita. Jangan cepat menyerah. Kau punya aku, ku punya kamu. Selamanya begitu.
(
Teman hidup, Tulus)