Pacaran seperti Berbisnis
Jika
ditanya berapa kali gagal, sudah tidak bisa dihitung oleh jari. Kegagalan hidup
berbagai aspek diantarannya pendidikan, bisnis, hidup, bahkan asmara. Nah kali
ini mungkin yang dibahas tentang asmara. Hahaha.... karena all about love menjadi topik yang selalu menyita perhatian.
Tapi
kali ini yang dibahas tentang relationship,
karena memang belum punya banyak pengalaman tentang pernikahan kale yaaa. Lol...belum
mencapai level itu sih lebih tepatnya :p
Baru
kali ini mata hati dan pikiran ku terbuka, sebelumnya buta dibalut oleh kobar
cinta yang sia-sia. Ceileh....lebai!!! Yang aku bahas atas dasar pengalaman dan
pernyataan someone .
Banyak
orang beranggapan bahwa mencari pasangan atau pacar harus memiliki kecocokan,
tapi hal itu tidak 100 persen benar. Karena semuanya juga didasari oleh
kedewasaan, saling mengerti dan menghormati dan masih banyak lagi. Hahaha.... karena tak selamanya kecocokan dan kenyamanan
itu menjamin, adapula juga yang berusaha mencocok-cocokkan tapi alhasil ga
cocok dan menjadi boomerang bagi mereka.
Memiliki
pacar diibaratkan sebagai partner bisnis
dalam membangun usaha kecil, dimana prinsipnya mencari untung (dalam sisi positif ya gaaaesss, lol :D ) nah,
maksudnya mencari untung disini adalah keuntungan dalam menjalani sebuah relationship, contohnya : saya selalu
dapat perhatian dari sang kekasih, atau ada pendengar setia yang mendengarkan
keluhan masalah kita, atau dia siap membantu apa yang kita butuhkan dll. Selain mendapat keuntungan hal tersebut dalam
berpacaran tentunya tidak mengabaikan win-win solution yang menuntut kita
juga berperan aktif bersolusi demi menyelamatkan bisnis (hubungan yang kalian
bina) agar tidak rusak bahkan bangkrut
alias putussssssssss!!!!
Tentu
tidak mudah, butuh perjuangan antara dua belah pihak. Tidak bisa berjalan
sendiri-sendiri. Abaikan ego yang kadang mendarah daging :p heheeee
Nah,
jika kita sudah melewati itu semuanya
hingga berdarah-darah, pasangan harus memiliki target atau tujuan mau dibawa
kemana hubungan kalian. Sama halnya berbisnis harus memiliki target dan tujuan
mau dibawa kemana perusahaan yang sudah dibentuk sedemikan rupa, untuk
mengembangkan bisnis lebih besar hingga berbentuk Perseroan Terbatas alias PT yang
memiliki legalitas dan berbadan hukum. Dalam relationship maksudnya masuk ke jenjang pernikahan yang sah dan
terberkati J
membangun
perusahaan ( pernikahan/keluarga) memiliki tanggung jawab yang besar dan
tentunya harus dibarengi dengan mental baja. Perlu memperhatikan juga yang ada
disekeliling seperti orangtua, mertua, anak, pekerjaan, aset dll yang bisa
dikatakan dalam istilah bisnis yaitu stakeholder
yang mana memiliki hubungan serta kepentingan perusahaan (pernikahan).
Masa
menuju level pernikahan tidak mudah, perlu dipikirkan dan dipertimbangkan
apakah semuanya sesuai kriteria dan target.
Dan ini bagian yang terpenting, menurut papa dan doi berbisnis bisa kompromi, tapi jika menentukan pasangan TIDAK,
harus mengutamakan Logika dan
sisanya adalah Hati. Hal ini
cenderung rawan terkadang kita dibutakan oleh hati, dan menutup logika yang
sebenarnya ‘kenyataan’ dipelupuk mata tidak baik adanya.
So..open
ur eyes and mind. Love u all...
tulisan ini saya dedikasikan buat 'kamu'...hahahaha....yang udah 'comel' berulang kali. lol
0 Response to "Pacaran seperti Berbisnis"
Posting Komentar