Dewasa adalah Pilihan

“kamu ngerti ga sih maksudku apa? Aku sudah berulang kali kasih tahu kamu, tapi kamu ga pernah dengerin, dan kamu selalu menyudutkan ku!! Aku cuman ngomong gini, bisanya cuman kamu masukkan ke telinga kanan keluar ke telinga kiri!!! Please...dewasa dikit yank...” kata jesika dengan nada kencang.


Penggalan ini memanglah fiktif belaka, tapi dari penggalan kalimat ini pernah kamu dengar atau bagian yang pernah kamu rasakan dalam hidupmu saat marah dengan sang kekasih. Entah problem apakah itu yang sedang berkecambuk dalam hati dan pikiran mu.


Butuh pendewasaan diri saat dihadapkan dengan pribadi yang berbeda antara cowok dan cewek. Entah siapa yang lebih muda dan tua, yang jelas kedewasaan tidak bisa di ukur oleh garis usia. Belum tentu juga orang yang usianya lebih tua dan matang bahkan memiliki segudang pengalaman, namun tidak seimbang dengan pola pikirnya.
Antara serba mungkin dan tidak mungkin tapi inilah fakta yang sering dihadapi oleh pasangan yang sedang memadu kasih. Jangankan orang pacaran, terkadang orang yang sudah menikah berpuluh-puluh tahun saja bisa rentan cekcok.


Pernah suatu kali ada seorang pria yang mengatakan kepada saya “kamu tahu ga? butuh waktu berapa lama masa pengenalan karakter cowo dan cewe ?”
Dengan entengnya aku jawab “ya kalau mau jadi pacar sih minimal setahun lah ya, biar tahu kurang lebihnya.” Jawabku lirih


Dan jawaban seorang pria ini justru membuat decak kagum dan sedikit menyeringai pikiranku (alias open my mind).

“SALAH! Yang benar adalah seumur hidup. Tahap pengenalan antara cowo dan cewe tidak dibatasi oleh waktu, setiap hari, setiap menit, setiap detik tahap pengenalan masing-masing pribadi dilakukan. Ambilah contoh suami istri yang telah menikah hingga perkawinan emas 50 tahun, apa yang terjadi di antara mereka??. Meskipun mereka telah menempuh setengah abad pernikahan namun tetap saja tahap pengenalan pribadi dilakukan, tak sedikit waktu mereka habiskan untuk marah, bertengkar, ngambek dll” tegas seorang pria berperawakan tinggi besar.

Ah.... ini bukan sekedar jawaban, tapi inilah sebuah kunci jawaban hidup sesungguhnya. Baru aku ngeh .  dewasa terbentuk dari sebuah kesepakatan antara diri sendiri dan komitmen, apakah mau mengabaikan ego, mau menerima pendapat orang lain, mau menempatkan diri sebaik mungkin, mau bersabar, mau mengingat the power of love .


Dewasa dan pengenalan diri antar pasangan adalah satu paket yang harus melekat, tidak hanya melekat pada diri sang wanita, namun juga sang pria. Dengan begitu konflik bisa diredam seminim mungkin.

Dan satu lagi, untuk menjadi dewasa bukanlah tuntutan, namun pilihan. Tidak sekedar perubahan tapi sebuah kesepakatan antara diri sendiri dan komitmen.
Yuk...sama – sama belajar mempraktikkan kedewasaan yang sesungguhnya disegala aspek kehidupan.


Read Users' Comments (1)komentar

1 Response to "Dewasa adalah Pilihan "

  1. Unknown, on 6 Agustus 2015 pukul 12.26 said:

    Memang butuh waktu untuk bsa berubah!!! Tp, terkadang ego yg besar menghambat proses itu....

Posting Komentar